Penyair Pulo Lasman Simanjuntak Mulai 'Go Internasional' Melalui Karya Sastra

Teks Foto : Penyair Pulo Lasman Simanjuntak berfoto dengan Penyair Soekardi Wahyudi, Adri Damardji Woko (ADW) dan Penyair Kurniawan Junaedhi (KJ) pada suatu acara sastra di Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, belum lama ini.(Foto : koleksi pribadi)

JAKARTA,- Penyair Pulo Lasman Simanjuntak pada awal tahun 2024 ini mulai melakukan go international melalui karya sastra khususnya puisi atau sajak.

Beberapa karya puisinya juga sudah dialihbahasakan ( diterjemahkan) ke dalam bahasa Inggris unttuk bisa menembus media online (website) di Malaysia, Singapura, Filipina (versi bahasa tagalog-red) Vietnam, Thailand, Bangladesh, India, sampai ke negara Republik Demokratik Timor Leste.

"Karya puisi saya setelah diterima masyarakat sastra Indonesia, semoga Tuhan memberkati saya .Suatu hari kelak karya puisi saya bisa diterima masyarakat mancanegara," katanya penuh optimis  di Jakarta, Kamis (14/3/2024).

Karya puisi Pulo Lasman Simanjuntak telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal dan 27 buku antologi puisi bersama para penyair di seluruh Indonesia.Dan, saat ini tengah persiapan untuk penerbitan buku antologi puisi tunggal ke-8 diberi judul MEDITASI BATU.

Sejak tahun 1980 sampai tahun 2024 ini ratusan karya puisinya telah dimuat di 25 media cetak (koran, suratkabar mingguan, dan majalah) serta dipublish (tayang) pada 164 media online dan majalah digital di Indonesia dan Malaysia.

Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya 20 Juni 1961. Menulis puisi pertama kali berjudul IBUNDA dimuat di Harian Umum KOMPAS pada bln Juli 1977.Setelah itu karya puisinya sejak tahun 1980 sampai tahun 2024 telah dimuat di 25 media cetak (koran, suratkabar mingguan, dan majalah) serta tayang (dipublish) di 164 media online/website dan majalah digital baik di Indonesia maupun di Malaysia.
Karya puisinya juga telah dipublikasikan ke negara Singapura, Brunei Darussalam, Republik Demokratik Timor Leste, Bangladesh, dan India.
Karya puisinya juga telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal, dan saat ini tengah persiapan untuk penerbitan buku antologi puisi tunggal ke-8 diberi judul MEDITASI BATU.Selain itu juga puisinya terhimpun dalam 27 buku antologi puisi bersama para penyair seluruh Indonesia.
Saat ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), anggota Sastra ASEAN,  Dapur Sastra Jakarta (DSJ) Bengkel Deklamasi Jakarta (BDJ) Sastra Nusa Widhita (SNW) ,Pemuisi Nasional Malaysia, Sastra Sahabat Kita (Sabah, Malaysia),  Komunitas Dari Negeri Poci (KDNP),  Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), Kampung Seni Jakarta (KSJ), Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, Sastra Reboan, Forbes TIM, dan Sastra Semesta.
Sering diundang baca puisi , di Pusat Dokumentasi Sastra( PDS) HB.Jassin,  Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Cafe Sastra Balai Pustaka, dan sejumlah tempat lainnya.
Bekerja sebagai wartawan media online  bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Kontak Person : 08561827332 (WA)
Email    : pulo_lasman@yahoo.com
Instagram : @lasman simanjuntak
Tiktok       : @lasmansimanjunta
Facebook  : Bro
Youtube     : Lasman TV (*)

Tujuh  Karya Puisi 

Berikut tujuh puisi pilihan dan terbaik Penyair Pulo Lasman Simanjuntak.Selamat membaca.

RUMAH PERSUNGUTAN 
-episode kedua-

rumah batu di tubuh kota
di dalamnya telah tumbuh sebilah pisau
untuk memutilasi kesunyian
keluh kesah 
dari tingkap-tingkap langit
semoga turun hujan berkat

kini cuaca semakin
berwajah garang
turunkan api belerang
tiap hari hanya ada
satu suara putus asa : 
bunuh diri !

rumah batu di kulit-kulit kota
selalu saja menjelma
jadi ratusan persungutan kekal
dilontarkan dari atas ranjang
tanpa ada lagi persetubuhan
lantaran janinnya selalu kelaparan 
dahaga di padang kering kerontang

rumah batu tanpa jendela hati
pintunya selalu menuju kematian abadi 
karena di sana telah dihuni
perempuan molek 
dari tanah het, sidon, dan moab
selalu tawarkan kemurtadan

jadilah sajakku terjebak
tanpa mata dan telinga
hanya terhibur
pada tiga belas penderitaan
para rasul
pasrah ataukah-
berserah
pesan pandita 
yang hilang entah kemana
menunggu setia
paket malaikat 
dari sorga 

Jakarta, Rabu, 13 Maret 2024

MANDI DI KETIAK SAWAH

mandi di ketiak sawah
seperti kita memburu waktu
seekor ikan gabus tak lincah
berenang dalam lumpur rahimmu

lama engkau tanam benih padi
dalam perutku yang kian tua
namun tetap berbuah

seperti karungan beras dan gabah itu
bukan lagi milik petani miskin
atau penyanyi dangdut 
yang bergoyang
tiap pagi 
di pintu masuk desa

Lamongan,Jawa Timur,13 Maret 2016

KETIKA SUARA TUHAN DIHEMPASKAN

ketika suara Tuhan dihempaskan
liang kubur telah dihembuskan
digali di hamparan tanah granit rumah ibadah
saat jasadmu masih terbaring angkuh
sekeras masa lalumu

ketika suara Tuhan dihempaskan
seratus virus maut langsung tumbuh
berkembangbiak dengan cepat
bahkan terbang tanpa bisa dilihat kasat mata

ketika suara Tuhan dihempaskan
nyanyian kesaksian terus berkepanjangan
di bawah mimbar disirami karangan bunga
terjerumus jadi malapetaka untuk jemaah
karena orang-orang rajin berpelukan
untuk menuju ke dunia orang mati

Jatinegara, Jakarta 20 Juni 2021

TERJUNGKAL

sepasang pengantin mandul
sepakat sampaikan keluh kesah
sampai tembus ke bait suci di sorga
pekan kedua yang membawa berkah
ditelan sepotong daging hujan ramah
yang menyusup ke dalam perut rumah
nyaris kelaparan siapa mau disapa
akar kejahatan tumbuh berubah warna
ataukah harus kuhisap air tanah
genteng hunian permukiman berserakan
serta bau dinamo terbakar
belum selesai untuk ditelan
sampai berdarah-darah

Pamulang, 11 April 2022

PENYAIR TAK BERKUTIK

penyair sedang mandi di atas permukaan air danau berlapiskan kayu sambil menulis puisi
berita musim kemarau dan kantong kemiskinan
yang mulai merambah di atas genteng rumah
semula tak gelisah; saat bertukar sapa dengan lelaki separuh baya sedang puasa dari sebuah hotel yang senang bercumbu dengan virus corona dan berkelamin bersama deretan mobil hitam datang dari benua antartika

setelah bertelepon dengan bengkel kaki-kaki si penyair masih rajin memandang matahari yang kian terik sampai tiba pengembara liar membawa kabar duka tanpa tangisan layaknya bayi yang baru dilahirkan dini hari tadi

“tenang saja, jangan panik, simpanan di layar komputer bank masih aman untuk bisa menusuk jantungmu yang dilapisi emas enam gram dalam saku celana,” katanya sambil meraih tangan penyair untuk bersiap terbang menuju jembatan layang pinggiran kota

selesailah perjalanan penyair sampai sore hari
diakhiri dengan perkelahian dalam botol alkohol
serta melunasi hutangnya di hamparan meja makan

Pamulang, 5 April 2022 

RUMAH TANPA TUMBUH PEPOHONAN

rumah tanpa tumbuh pepohonan
kini dipeluk semak belukar
diperut rumah yang juga 
kian mengecil
muntah seribu dosa kelaparan
yang ganjil

bahkan berulangkali 
jendelanya yang rapuh
tempat tidur kucing liar
tempat bersenggama kecoa menjijikan

menjelma jadi tangan sedekah
sangat memalukan
padahal ia pelayan tuhan
telah dibebastugaskan 
seperti budak di negeri terasing

rumah tanpa tumbuh pepohonan
setiap hari persiapan
selalu rajin mencari sesuap nasi basi
dari mata lelaki tanpa alas kaki
disodorkan mata uang recehan
selalu kekeringan

di hamparan pekarangan rumah
basah air tanah
kemarau pun sering pecah
betapa makin susah
merambat di negeri paling korupsi
disebar hati yang keji

Jakarta,  2023/2024

SEKARUNG BERAS MENYUSUP DALAM SAJAKKU

pada malam mengerikan
kutulis kidung panjang
di atas hamparan batu roti
hari-hari tanpa sinar matahari

karena esok laut dan langit
semakin terbenam
menunggu di tepi waktu
yang sangat melelahkan
tak mampu bernyanyi sion
dengan rebana dan kecapi

untuk kembali menjual 
angan-angan palsu
di lapak pinggir jalan
nyaris tanpa suara lamban

saat angin sakal tak bertiup
ke arah jendela dunia sunyi
terlilit tali orang mati

hanya terdengar dari ruang doa ini
gesekan besi di telinga kiri
adikku yang jenaka
membawa sekarung beras
menyusup dalam barisan sajakku
yang tak kunjung selesai
kutulis dengan tinta airmata

sampai nanti kubacakan
di lantai kaca
di ujung akhir zaman
masa kesesakan 
direbus api penderitaan

Jakarta, 2023/2024

(Eykel)


Diberdayakan oleh Blogger.